Sabtu, 03 Desember 2011

Kebenaran Menurut Ilmu Pengetahuan,Filsafat,Agama


Kebenaran Menurut Ilmu Pengetahuan
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia (oleh Purwadarminta), ditemukan arti kebenaran, yaitu: 1. Keadaan yang benar (cocok dengan hal atau keadaan sesungguhnya); 2. Sesuatu yang benar (sungguh-sungguh ada, betul demikian halnya); 3. kejujuran, ketulusan hati; 4. Selalu izin, perkenanan; 5. Jalan kebetulan.
Kebenaran Menurut Ilmu Filsafat
Kebenaran dapat dibagi dalam tiga jenis menurut telaah dalam filsafat ilmu, yaitu: a. Kebenaran Epistemologikal, adalah kebenaran dalam hubungannya dengan pengetahuan manusia, b. Kebenaran Ontologikal, adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat kepada segala sesuatu yang ada maupun diadakan. c. Kebenaran Semantikal, adalah kebenaran yang terdapat serta melekat di dalam tutur kata dan bahasa.
Teori-Teori Kebenaran Menurut Filsafat
a. Teori Korespondensi
Teori korispodensi menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju/ dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut.Koresponsdensi relevan dibuktikan adanya kejadian sejalan atau berlawanan arah antara fakta dengan fakta yang diharapkan, antara fakta dengan belief yang diyakini, yang sifatnya spesifik
Kebenaran adalah kesesuaian pernyataan dengan fakta, yang berselaran dengan realitas yang serasi dengan sitasi aktual. Dengan demikian ada lima unsur yang perlu yaitu :
1. Pernyataan (statement)
2. Persesuaian (agreemant)
3. Situasi (situation)
4. Kenyataan (realitas)
5. Putusan (judgements)
b. Teori Pragmatisme
Menurut Teori Ini adalah yang benar adalah yang konkret, yang individual dan yang spesifik dan memiliki kegunaan praktis.
Dinyatakan sebuah kebenaran itu jika memilki “hasil yang memuaskan “[satisfactory result], bila :
Sesuatu yang benar jika memuaskan keinginan dan tujuan manusia
Sesuatu yang benar jika dapat diuji benar dengan eksperimen
Sesuatu yang benar jika mendorong atau membantu perjuangan biologis untuk tetap ada.
c. Teori Konsistensi
Menurut teori consistency untuk menetapkan suatu kebenaran bukanlah didasarkan atas hubungan subyek dengan realitas obyek. Sebab apabila didasarkan atas hubungan subyek (ide, kesannya dan komprehensionnya) dengan obyek, pastilah ada subyektivitasnya. Oleh karena itu pemahaman subyek yang satu tentang sesuatu realitas akan mungkin sekali berbeda dengan apa yang ada di dalam pemahaman subyek lain.
Kebenaran Menurut Agama
Kebenaran itu ialah kebenaran yang datang dari Allah SWT, yang disampaikan kepada para Rasul terutama kepada Rasul yang paling akhir sekali, yaitu Rasulullah Muhammad SAW. Allah SWT telah memberitahu kepada kita dalam Al Qur'an surat Al Baqarah 147 yang artinya :
"Kebenaran itu adalah datang dari Tuhan kamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang menentang atau menolaknya"
Cara Mencari Kebenaran
Usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah dilakukan dengan berbagai cara seperti :
1. Secara kebetulan
2. Trial And Error
3 Melalui Otoritas
4. Pemecahan Masalah Dengan Cara Spekulasi
5. Berpikir Kritis/Berdasarkan Pengalaman
6. Melalui Penyelidikan Ilmiah
7. Metode Problem Solving
Cara Mendapatkan Kebenaran yang Hakiki
Akhirnya, bagaimanakah kita untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki. Di akhir zaman ini jangan memilih sembarang individu, jangan memilih sembarang jamaah. Tempat rujuk kita adalah orang-orang berikut:
• Rasulullah
Allah telah mengingatkan Rasulullah adalah teladan yang baik
• Sahabat Rasulullah
Rasulullah bersabda sahabat-sahabatku bagaikan bintang di langit. Siapa yang mengikutinya akan dapat petunjuk
• Masyarakat Salafussoleh
Sabda Rasulullah, sebaik-baik manusia adalah di kurunku, kemudian kurun yang mengiringinya dan kurun yang mengiringinya. Artinya umat Islam dalam masa 300 tahun dari zaman Rasulullah SAW. Kebanyakan mereka adalah orang soleh, sebagian orang muqarrabin. Merekalah teladan kita kalau kita mau menerima, mengamalkan dan memperjuangkan kebenaran, terutama kalangan cendekiawan mereka dan alim ulama


Tidak ada komentar: